Sabtu, 20 Maret 2010

BAGAIMANA MENGENALI KECERDASAN ANAK

Bagaimana Mengenali Kecerdasan Anak
"Betapa banyak pemikir dan juwa kreatif yang disia -siakan ,betapa banyak kekuatan otak yang terbuang percuma karena pandangan kuno dan picik kita tentang otak dan pendidikan ", Jean Houston,The Posible Human.
Kalau kita mau merenung sejenak dan mencoba untuk mengerti dan memahami arti kiasan yang telah disampaikan oleh Jean Houston tersebut, betapa akan terkaget-kagetnya kita sebagai pendidik yang setiap hari berhubungan dengan siswa siswi yang tentu saja dengan karakteristik juga kemampuan baik intelegensi,emosi,maupun sosial yang berbeda.Sungguh kita telah berbiat tidak adil pada mereka anak anak didik yang tercinta.Bagaimana tidak? Anak anak yang begitu beragaam /heterogen telah kita paksa setiap hari untuk dapat mengikuti peraturan-peraturan yang dibuat dan dibakukan oleh lembaga pendidikan.Harus dapat menyelesaikan soal/tugas yang telah dibuat oleh guru yang sudah diatur oleh kurikulum pendidikan.
SEperti apa yang telah disampaikan oleh Frank Smith bahwa "Pendidikan formal telah menjadi kegiatan yang begitu rumit, kaku dan terlalu diatur sehingga proses belajar dianggap sebagai sesuatu yang sulit dan otak lebih suka tidak melakukannya...........
Sudah menjadi pemandangan yang umum apabila kita masuk kelas, yang terlihat sekelompok anak yang sedang duduk tanpa suara mengerjakan tugas dari guru atau mungkin sedang mendengarkan guru berceramah atau mungkin sekelompok anak yang sedang melakukan tanya jawab dengan guru yang pertanyaannya bersifat melengkapi kalimat atau jawaban pendek yang sudah pasti. Dan jarang ada guru yang menanyakan pendapat siswa atau melibatkan siswa dalam dialog bermakna yang dirancang untuk mempertajam kemampuan berfikir, sungguh sangat ironis.
Kalau kita mau jujur ,bahwa sebetulnya siswa siswi yang setiap hari berinteraksi dengan kita para pendidik adalah pelajar unik yang dikaruniai Tuhan bakat dan kemampuan yang tidak sama, dengan kata lain mereka mempunyai kecerdasan berganda atau multiple intelegence.
Menurut psikholog Howard Gardner bahwa setiap anak mempunyai banyak cara berbeda untuk menmjadi pandaibisa melalui kata kata, angka, music, gambar, ekspresi fisik, pengalaman dengan alam, interaksi sosial dan pemahaman diri sendiri. Jadi tidak adil rasanya apabila kita memvonis si"A" bodoh apabila belum bisa membaca, atau si"B" terbelakang hanya karena belum mampu mengenal angka dengan baik, atau si "C" bebal hanya karena belum mampu/ tidak bisa menyampaikan pendapat (gugup) .Yang dalam bahasa kerennya A,B,C dapat predikat/gelar LD(Learning Disability).
Sebagai seorang pendidik yang mempunyai tanggung jawab moral terhadap anak didik, tidak ada salahnya kita mulai dan dapat menambah gaya mengajar kita, dengan lebih memperhatikan dan mengedepankan kepentingan anak didik, dengan kata lain mengajar dengan perasaan, bukan hanya mengajar sekedar menunaikan kewajiban/tugas saja.Dan tidak kalah pentingnya kita juga harus mampu memahamidelapan jenis kecerdasan yang dimiliki anak yaitu :
1. Kecerdasan Linguistik (Word smart).
2. Kecerdasan Logis Matematis (Number smart).
3. Kecerdasan Kinestetik Jasmani ( Body smart).
4. Kecerdasan Spstial ( Picture smart).
5. Kecerdasan Musikal (Music smart).
6. Kecerdasan Antar Pribadi ( People smart).
7. Kebcerdasan Inter Pribadi (Self smart).
8. Kecerdasan Naturalis (Natural smart).
Sekali lagi yang perlu kita tanamkan dalam benak kita sebagai pendidik bahwa sebenarnya setiap anak mempunyai kecerdasan berganda atau setiap anak mempunyai delapan kecerdasan yan proposinya berlainan, kita harus mampu menghindari pengategorian anak kedalam salah satu diantaranya.
Teori Multiple Intelegence memberi kita cara bagaimana melihat gambaran lengkap potensi anak , agar kit tidak lagi mengabaikan keampuan mereka. Dengan kata lain kita harus mampu memahamikecerdasan dari masng masing siswa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang budiman ........,agar artikel yang anda baca dapat bermanfaat untuk kita bersama, marilah memberi komentar. Komentar anda sungguh sangat berguna bagi kami, terimakasih dan semoga bermanfaat.